Gerhana Mata

Ini dia ilustrasi dan cerita pendek karya Djenar Maesa Ayu yang saya janjikan tempo hari untuk melengkapi tribute Crimson Strawberry terhadap penulis yang satu ini. Dan seperti biasa, UNTUK DIPERHATIKAN: Cerpen ini adalah karya Djenar Maesa Ayu yang dimuat di Koran Kompas, saya lupa waktunya kapan…

Djenar - Gerhana Mata

Malam selalu memberi ketenangan. Banyak kenangan yang begitu mudah dikais dalam ruang-ruang kegelapan. Kenangan yang memang hanya layak mendekam dalam gelap itu seolah mengacung-ngacungkan telunjuknya meminta waktu untuk diingat setiap kali malam bergulir, di atas pembaringan tanpa kekasih yang tak akan hadir.

Banyak orang yang begitu takut pada malam. Pada gelap. Pada sesuatu yang membuat mata kita seolah buta dan mau tak mau harus meraba-raba. Membuat jantung mereka berdegup lebih kencang. Membuat mereka tak tenang. Membuat mereka rela menukar ketidak-tenangan itu dengan harga listrik walaupun harganya semakin tinggi menjulang.

Tapi saya selalu merasa malam memberi ketenangan. Semakin gelap semakin ramai. Hampir menyerupai pasar malam yang ingar bingar namun tanpa penerangan. Sehingga saya tak pernah merasa ketakutan. Tak pernah merasa tak tenang. Sepanjang mata memandang, hanyalah kegelapan. Tubuh kelihatan amat samar. Namun, suara-suara begitu jelas terdengar. Begitu dekat. Sedemikian dekat sehingga aroma napas si empunya suara itu di hidung terasa melekat. Mata saya mulai merapat, semakin gelap, semakin semuanya akhirnya begitu terang terlihat.

Mungkin karena itulah saya begitu Selengkapnya….

Djenar Maesa Ayu – tribute

Djenar Maesa Ayu

Djenar Maesa Ayu tentulah bukan nama asing bagi anda pecinta karya sastra Indonesia. Sejak kemunculannya 2003 silam dengan kumpulan cerita pendek, ‘Mereka Bilang, Saya Monyet!’, Djenar telah merebut hati para pembaca dengan gayanya yang khas dan tutur yang lugas. Selama rentang waktu _+ 9 tahun eksistensinya di ranah sastra, Djenar telah menerbitkan 6 buah buku, yang terdiri dari 5 Kumpulan Cerpen (Mereka Bilang, Saya Monyet!, Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek, 1 Perempuan 14 Laki-Laki, dan T(w)ITIT!) serta 1 Novel (Nayla).

kumpulan buku Djenar Maesa Ayu
kumpulan buku Djenar Maesa Ayu

Namun seperti halnya penulis lain, karya Djenar yang fenomal pada saat itu lebih dipandang sebagai kontroversi, karena keberanian dan kejujurannya menceritakan perempuan dalam balutan sensualitas dan seksualitas dianggap oleh sebagian pihak tidak pantas untuk dimasukan kedalam kategori penulisan sastra. Bahkan seorang sastrawan senior (saya lupa siapa), pernah menyebut DJenar dan Ayu Utami (rekan satu angkatan dalam kemunculan) sebagai penulis ‘sastra selangkang’, karena hasil tulisan mereka tak lebih dari umbaran kevulgaran dan cenderung mendobrak pakem-pakem yang ada saat itu.

Hal tersebut Selengkapnya….

Kunang-Kunang Dalam Bir

UNTUK DIPERHATIKAN: Ini adalah cerpen karya Djenar Maesa Ayu dan Agus Noor yang dimuat di Koran Kompas pada 10 Oktober 2010.

Di kafe itu, ia meneguk kenangan. Ini gelas bir ketiga, desahnya, seakan itu kenangan terakhir yang bakal direguknya. Hidup, barangkali, memang seperti segelas bir dan kenangan. Sebelum sesap buih terakhir, dan segalanya menjadi getir. Tapi, benarkah ini memang gelas terakhir, jika ia sebenarnya tahu masih bisa ada gelas keempat dan kelima. Itulah yang menggelisahkannya, karena ia tahu segalanya tak pernah lagi sama. Segalanya tak lagi sama, seperti ketika ia menciumnya pertama kali dulu.

Dulu, ketika dia masih mengenakan seragam putih abu-abu. Saat senyumnya masih seranum mangga muda. Dengan rambut tergerai hingga di atas buah dada. Saat itu ia yakin: ia tak mungkin bisa bahagia tanpa dia. “Aku akan selalu mencintaimu, kekasihku….” Kata-kata itu kini terasa lebih sendu dari lagu yang dilantunkan penyanyi itu. I just called to say I love you…. Cerita Selengkapnya…