Review Buku INTELIGENSI EMBUN PAGI

image

Lima belas tahun mengikuti perjalanan seri Supernova, jujur saya katakan pada finale buku ini: agak kecewa.

Menjadi pembaca seri 1, Ksatria, Putri, & Bintang Jatuh, kala jadi mahasiwa baru, saya terperangah pada kemampuan Dee yang menggebrak dunia sastra Indonesia populer saat itu. Bagaimana tidak, filsafat, sastra, dan science di pintal dengan jalinan indah, memikat, dan pengikat benak pembaca dengan erat hingga banyak penulis pemula yang berkiblat pada gayanya, baik tema atau pun pemilihan kata. Bahkan tak sedikit pula yang kemudian terobsesi menjadi cyber avatar macam si supernova.

Seri 2, AKAR, adalah favorit saya, perjalanan Bodhi secara petualangan fisik dan spiritual begitu menempel dan, paling tidak di lingkungan saya saat umur segitu, banyak yang terobsesi jadi backpacker dan berharap bisa menjalani apa yang Bodhi jalani. Saya pun jatuh hati pada karakter-karakter yang dilahirkan Dee: Bong, Kell, Guru Liong, Epona, bahkan Ishtar yang semula saya kira Diva dalam nama lain, dan tentu Bodhi sendiri. Di sini pula saya berharap pada Dee, kala di sampul belakang seri ini terulis bahwa AKAR yang spektakuler adalah bagian dari Inteligensi Embun Pagi. Menilik judul tersebut saya mengira ini akan jadi bagian kontemplasi dalam, damai, dan hening yang mampu menginfeksi pembaca (saya khususnya) memandang lebih jelas arti hidup secara spiritual. Lanjutkan membaca “Review Buku INTELIGENSI EMBUN PAGI”

BOND THEMES : OFFICIAL VS REJECTED

image

Gara-gara postingan lagu SPECTRE, saya penasaran adakah lagu-lagu lain yang bernasib sama seperti milik Radiohead. Usut punya usut, googling punya googling, ternyata banyak. Saya tidak tahu bagaimana sistem pemilihan soundtrack untuk salah satu film franchise paling lama ini, nanti lah saya tanya sama MGM hehehehe… sambil menunggu, saya kumpulkan beberapa judul lagu untuk beberapa judul James Bond yang dipakai, ditolak dan dinilai berdasarkan selera kuping sendiri, monggo:

1. SKYFALL
a. Adele – Skyfall (Official) 5
b. Muse – Supremacy (Rejected) 5
==================
Adele, bagi saya, adalah pengisi soundtrack terbaik untuk seri James Bond hingga saat ini. Kenapa? Rata-rata soundtrack 007 hanya menarik saat film tersebut booming atau paling mentok saat diputar sebagai opening saja. Tapi Adele melampaui dua hal tersebut. Skyfall tetap enak di dengarkan diluar konteks James Bond. Lirik yang dalam dengan warna vokal yang halus namun kuat, menjadikan Skyfall seolah membawa pendengar tenggelam ke kedalaman yang menyegarkan. Sementara Supremacy sebaliknya. Dengan lirik sedikit politis, Muse seolah membawa pendengar pada sebuah sirkuit liar yang serba cepat, menghentak, liar, panas, memberontak dan memicu adrenalin. Musiknya sedikit mengingatkan pada Another Way To Die nya Jack White yang menjadi soundtrack Quantum of Solace, namun versi Muse jauuuuuuuuuuuuuuuh lebih spektakuler. Lanjutkan membaca “BOND THEMES : OFFICIAL VS REJECTED”

Fit With Lana

image

Memasuki usia 30-an dan melihat beberapa teman mulai terserang sakit sendi dan otot saya bertekad untuk lebih menjaga kesehatan dengan mengedapankan dua hal besar: Memperbaiki pola makan dan menteraturkan olahraga.

Untuk yang pertama saya tak menemui kesulitan. Menyesuaikan pola makan vegetarian yang telah lama dijalani dengan gaya food combining adalah yang paling cocok hingga saat ini. Nah, yang kedua adalah PR besar! Jujur saya bukan orang yang terlampau menonjol dalam bidang olah tubuh, apalagi jika sifatnya kompetitif. Sementara untuk olahraga individual macam jogging atau nge-gym saya bermasalah dengan rasa malas dan enggan ribet. Ada saja alasan untuk menunda melakukan hal tersebut, mulai dari waktu, cuaca, sampai masalah ‘penyakit-lama-yang-tak-kunjung-sembuh‘ yakni tak pernah merasa nyaman berada di tempat ramai dalam waktu lama macam fitness centre menjadi pengganjal yang mengganggu. Lanjutkan membaca “Fit With Lana”

Review Rainforest Volume Shampoo – The Body Shop

image

Bukannya centil. Kali ini saya akan membahas salah satu produk haircare keluaran The Body Shop yakni shampo Rainforest Volume, “hadiah” dari sahabat saya A.I, karena sewaktu saya nebeng mobilnya, berbarengan dengan ‘jadwal’ penggunaan telur untuk rambut. A.I yang tak suka bau amis telur menguar di kendaraan kebanggannya itu mengkritik agar saya kembali menggunakan shampo yang dibalas asal bahwa saya hanya akan bershampo oleh produk body shop, namun karena harganya yang tak bersahabat saya tak mungkin menyengajakan diri untuk membeli, kecuali ada yang memberi. Saya lupa, manusia ini gemar menguji pernyataan orang. Dan beberapa hari kemudian ujian itu ia serahkan. Lanjutkan membaca “Review Rainforest Volume Shampoo – The Body Shop”

Review Buku: Coming Out – Hendri Yulius

image

Apa yang terpikir saat membaca atau mendengar tentang LGBTIQ – Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Interseksual, Queer? Sekumpulan orang-orang kenes? Lelaki kemayu? Perempuan tomboy? Penyuka pesta? Sex oriented? Pelaku kejahatan? Sakit jiwa? Perilaku menyimpang yang menular? Mengapa mereka banyak menyukai diva-diva, dan haruskah selalu seperti itu? Benarkah gay atau lesbian adalah gender ketiga seperti yang kerap diucapkan berbagai pihak? Benarkah para lelaki gay adalah “pemangsa” para straight? Bisakah mereka berteman dengan para lelaki heteroseksual tanpa perlu di curigai punya ‘niatan’ berbau seksual? Benarkah setiap pria gay selalu terasosiasi dengan kegiatan anal sex? Apakah sex action selalu identik dengan sex orientation? Bagaimana para LGBTIQ menghadapi diskriminasi? Benarkah dunia gay terbatas pada hal-hal berbau perempuan karena mereka penyuka sesama lelaki maka otomatis diasosiasikan bersifat perempuan, pun sebaliknya? Apakah kelelakian seseorang ditentukan oleh tampilan? Lantas bagaimana dengan tren flower boys seperti yang banyak diusung budaya pop asia timur belakangan ini? Dilema apa yang kerap membenturkan mereka dengan keluarga, lingkungan, atau budaya? Hendri Yulius membahas lengkap..kap..kap dalam buku non fiksi terbarunya yang berjudul Coming Out. Lanjutkan membaca “Review Buku: Coming Out – Hendri Yulius”

Mother & Daughter

image

Jejak para aktris terkenal dan bertalenta yang turut di tapaki putri mereka bukan lagi hal baru dalam industri showbiz, termasuk di Indonesia. Sebut saja Ade Irawan yang diikuti Dewi Irawan dan Ria Irawan, Mieke Wijaya oleh Nia Zulkarnaen, Elvie Sukaesih oleh Dhawiya, Ratna Sarumpaet oleh Atiqah Hasiholan serta masih banyak lagi. Belakangan, banyak putri para pesohor perempuan yang berjaya di tahun 90-an mulai nongol, namun sayangnya banyak dari mereka hanya memanfaatkan ketenaran masing-masing ibu untuk sekedar “ngartis” di media sosial seperti Twitter, Path, atau Instagram. Lantas bagaimana dengan ranah Hollywood? Berikut saya posting beberapa.

1. Meryl Streep dan Mamie Gummier
image

Eksistensi legenda hidup Hollywood, Meryl Streep, atas capaian prestasinya yang gemilang mulai ditiru oleh salah satu putrinya, Mamie Gummier, dengan berperan dalam serial televisi Apakah ia akan secemerlang karir ibunya? Waktu yang menjawab. Lanjutkan membaca “Mother & Daughter”

Curhat Buat Sahabat – (lirik)

Catatan : Rencananya ingin men-cerpen-kan lirik lagu ini yang beda dengan Rectoverso, tapi belum kepikiran bagaimana jadinya heheheheh….

Sahabatku, usai tawa ini ijinkan aku bercerita:
Telah jauh kumendaki,
Sesak udara di atas puncak khayalan
Jangan sampai kau di sana

Telah jauh kuterjatuh,
Pedihnya luka di dasar jurang kecewa
Dan kini sampailah aku di sini

Yang cuma ingin diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air, ditangannya
Kala kuterbaring sakit
Yang sudi dekat, mendekap tanganku
Mencari teduhnya dalam mataku
Dan berbisik, pandang aku, kau tak sendiri oh dewiku

Dan demi Tuhan, hanya itulah yang….
Itu saja ku inginkan Lanjutkan membaca “Curhat Buat Sahabat – (lirik)”

No Poo

image

Terhitung 20 desember 2014 saya resmi memulai gerakan keramas tanpa shampo alias No-Poo bukan karena sok go green, tapi lebih disebabkan rambut saya berminyak dalam kadar yang keterlaluan dan rontok dalam jumlah kategori biadab. Sudah tipis, tambah minyak, rontok, plus garis rambut di dahi yang terus mundur, makin membuat tak karuan rasa dan tampilan saya. Konsekuensi logisnya tentu saja saya harus keramas tiap hari memakai sampo yang berkonsekuensi logis lagi saya menjebakkan diri pada lingkaran aneh tak berkesudahan ini. Hal yang baru saya ketahui setelah kasak kusuk mencari produk perawatan rambut berbahan alami, karena saat cari yang berbahan kimia dan lihat harganya langsung ngurut dada, belum lagi kesaksian di berbagai forum yang menyebut aneka produk tersebut hanya menimbulkan efek adiksi berkepanjangan, begitu pemakaian dihentikan, rontoknya lebih parah. Andai saya sekaya Wayne Rooney tentu mudah saja, tinggal melakukan implan langsung beres, tapi apa mau dikata dompet saya tak setebal si akang itu hehehehehe….

Saat lagi asyik mencari, saya tertarik pada frasa No-Poo, begitu di klik berhamburanlah berbagai informasi dan testimoni. Dari situ saya berpikir, barangkali pangkal dari segala masalah yang terjadi pada rambut dan kulit kepala ini berasal dari shampo yang digunakan, tak semata karena faktor stress, lingkungan, atau usia. SLS, Silikon, dan parabean adalah unsur teratas dan disinyalir sebagai biang masalah rambut & kepala dan ketiganya juga bertengger hampir pada semua produk shampo kecuali seri Rainforest dari The Body Shop yang terang-terangan menyebut produk mereka bebas dari unsur-unsur tersebut (hal yang kelak akan saya sesali). Barangkali karena racun mereka yang terlalu kuat mendoktrin, saya pun penasaran untuk mencoba. Lanjutkan membaca “No Poo”

Review : novel Tarian Bumi – Oka Rusmini

image

Buku Tarian Bumi saya beli pada akhir januari, tersimpan, dan baru dibaca awal maret ini. Lalu saya menyesal. Ya, itulah yang saya rasakan setelah membacanya. Menyesal mengapa baru sekarang, menyesal mengapa novel keren ini begitu pendek hingga saya melahapnya dalam hitungan jam saja.

Berkisah tentang tiga generasi perempuan dengan Ida Ayu Telaga Pidada sebagai pusat, dan berpintal secara pararel dengan kisah Ibunya, Luh Sekar (Jero Kenanga), juga neneknya, Ida Ayu Sagra Pidada, Tarian Bumi mengupas lapis demi lapis kehidupan para perempuan Bali yang masih terikat dalam sistem patriarki nan kental. Juga tentang bagaimana mereka berkuasa (dalam keterbatasan gerak) atas tubuh, mimpi, ambisi, dan harapan beserta resiko dan konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil. Tak ketinggalan benturan cara pandang masing-masing tokoh terhadap generasi di atas, dibawah, dan seusia. Secara garis besar dan linier begini ceritanya:

Ida Ayu Sagra Pidada terlahir sebagai bangsawan murni dan berayah seorang pendeta yang otomatis menempatkan posisinya lebih tinggi dibanding perempuan lain di griya*, sangat mengagungkan nilai cinta dan status. Sayang ia hanya keturunan tunggal, hingga keluarga yang khawatir kemudian menjodohkannya dengan seorang lelaki miskin namun terpelajar, Ida Bagus Tugur. Siapa nyana Dayu* Sagra yang mensakralkan cinta benar-benar terpikat pada pria yang kemudian naik derajatnya ini. Cinta pula yang kemudian menjerat sang perempuan ke dalam lingkar masokis. Si lelaki ternyata sebelumnya telah beristri, perempuan sudra beranak dua janda pula, hal yang bagi Dayu Sagra serasa dicoreng harkat kebangsawanannya, belum lagi kesibukan suami yang makin hari makin padat membuat keduanya jarang bersua, tapi anehnya justru membuat Dayu Sagra makin mencintai Ida Bagus Tugur. Kasih tak sampai ini kemudian ia lampiaskan melalui kuasanya sebagai Brahmana murni. Dibuatnya Ida Bagus Tugur tunduk oleh amarah, satu deham saja bisa membuat lelaki ini diam seribu kata dan hidup di bawah ketiaknya. Buah perkawinan mereka melahirkan Ida Bagus Ngurah Pidada yang kelak, juga, menikahi seorang perempuan sudra bernama Luh Sekar. Hal yang membuat Dayu Sagra makin merana.
Lanjutkan membaca “Review : novel Tarian Bumi – Oka Rusmini”

Review: White Musk Body Mist dari The Body Shop

image

Lebih dari sepekan lalu sahabat saya, Fatma, mengirim salah satu produk The Body Shop, White Musk Body Mist, untuk meminta opini tentang keharuman dan lainya. Hmm, agak aneh sebetulnya mengingat saya bukan termasuk orang yang paham wewangian – pakai saja jarang hehehehe, apalagi produk ini diperuntukan bagi perempuan. Tapi, karena bendanya sudah di tangan dan tujuan Fatma minta pendapat dari oposite sex, serta tak keberatan jika review saya tidak begitu positif, jadi saya tak punya beban untuk membagus-baguskan, atau menyuka-nyuka(i) produk ini jika dalam kenyataan ternyata sebaliknya. Well, demi menjaga objektifitas, saya sengaja tidak mencari tahu bagaimana produk ini, juga tidak membaca pendapat para ahli atau pemakai. Setelah beberapa hari mengaplikasikan pada diri sendiri, pagi siang sore malam, berikut adalah opini saya:

Dikemas dalam botol mudah genggam berbahan kaca, White Musk Body Mist TBS menghadirkan tampilan gradasi bening menuju ungu muda, mengesankan produk ini bercitra simple, elegan, mature dan mapan – apalagi saat saya coba lihat di gerai resmi mereka yang bertata cahaya menarik, makin elok lah tampilan si White Musk. Lantas wanginya? Lanjutkan membaca “Review: White Musk Body Mist dari The Body Shop”